Kamis, 09 Februari 2012

a life without you



aku mencoba menulis tentang mu namun tanpa menyebutmu.
bisa kah? semoga... dan sedang ku coba. bukankah kita tidak akan tahu bisa atau tidak dilakukan sampai kita mencoba?


aku mungkin tidak akan bisa menyebutmu sampai aku menutup usia. tak apa. tidak membuatku putus asa untuk melanjutkan hidup.
toh tanpamu, nyatanya aku mampu mendatangkan lebih banyak tawa. utamanya bagi teman-teman di sekeliling ku. bahkan tak hanya sesekali, aku jadi bisa menghangatkan suasana melalui ke-alpa-an mu.

banyak teman yang menanyakan soal ke-alpa-an mu di hidupku. biasanya hanya senyum jawabku.
paling banyak dengan canda:
'dulu, ketika ibu baik hati penuh senyum di tk mengenalkannya pada semua anak di kelasku, aku bolos.'

haha aku tak pandai mengingat. dan saat masih tk... aku masih polos, masih penakut, belum se-badung saat ini. :)
dan teman-teman membalas dengan tawa.


tahu kah kamu?
ketiadaanmu membuatku lebih fasih melafalkan kalimat dalam bahasa asing yang dipakai kebanyakan manusia di dunia. sungguh menguntungkanku. manusia-manusia asal belahan bumi lain lebih bisa memahami ucapanku.



wahai alfabet ke-delapan belas...
makasih, kamu sudah membantuku menyediakan lebih banyak tawa. menjadikanku tetap sebagai 'anak' ditengah anak-anak yang lebih muda sekalipun. membuatku tetap memiliki jiwa muda yang yah, beda tipis sebetulnya dengan kekanakan. hehe


dan hei, nyatanya aku bisa menulis tentang mu tanpa menyebutkanmu!

-dyas
*diambil di sini dengan modifikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar