Tampilkan postingan dengan label celoteh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label celoteh. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Februari 2013

dari daun kepada pohon


angin sedang sering bertiup kencang. semua yang ada di bumi seolah ingin dibuat terbang, dibumbungkan hingga menyejajari awan-awan, yang tetiba bergerak cepat, berarak, beriring-iringan.

pun daun, yang berpegang erat pada pohon lewat seranting rapuh.
pun pohon, yang mencengkeram bumi lewat akar agar tak roboh.

daun berbisik... lemah
pohon berucap... lelah.
lalu rinai hujan turut bertingkah.
lalu gelegar guruh yang seolah marah.

lalu daun basah
lalu pohon basah
lalu akar basah
lalu air terserap tanah


bukan angin, bukan hujan. pohon sudah tak ingin, daun lelah bertahan sendirian.



angin tenang, hujan mereda. daun makin basah, mengangkasa. titik-titik air dari daun bermula. pohon bergeming, entah apa difikirnya.

-dyas

Selasa, 06 November 2012

sebab kamu



sebab ketika bersamamu, aku merasa terjaga. tanpa kamu perlu menyentuh bagian apapun dariku.

sebab ketika kita berdiskusi, kamu tidak membuatku merasa bodoh. atau terlalu pintar. kamu membuatku biasa. sementara orang-orang sibuk membuatku merasa bodoh atau pintar.


And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more


sebab kamu, entah bagaimana caramu, membuatku percaya bahwa kamu akan membuatku bahagia tanpa perlu aku merengek padamu.

sebab kamu, entah bagaimana caramu, membuatku terus berjalan di sampingmu. bukan dipaksa mengikutimu.

sebab kamu, entah bagaimana caramu, membuatku tidak membenci pada waktu. sekalipun kita diharuskan untuk menunggu.



berharap menatap kamu saja sepanjang usiaku.
juga punya niatan ingin dicintaimu saja sepanjang hidupku ini.


-dyas
mendengarkan a thousand years - christina perri

pertama kali menulis tentang kamu :)
*picture taken here

Selasa, 07 Februari 2012

rinai





Rinai gerimis menari
Menjejak tanah dibawah
Sesekali terciprat genangan air
Basah

Terlamun memandang rintik
Menadahi rintik
Memainkan rintik
Tak sadarr ikut menari bersama rinainya

Tak padu, tak padan
Pemerhati persatu berpaling, melangkah pergi
Satu terdiam
berusaha berpaling, namun enggan


-dyas
*picture taken here 

Kamis, 02 Februari 2012

darimu aku belajarr banyak hal...



Kalau dihitung dari pertemuan kita, yang tercipta pasti hanya dalam deret hari. Meski perkenalan kita sudah dua tahun silam, ya hampir dua tahun silam. Pertemuan-pertemuan yang telah lalupun terbilang singkat. Hanya dalam hitungan jam, tidak sampai berbilang hari. Apalagi untuk saat ini. Walau masih satu pulau, tempuhan jam menjauhkan kita. Tak apa, aku bisa menerima karena semua itu tidak menghalangiku untuk tetap belajar sesuatu darimu.

Hidup itu keras dan betapa aku harus bersyukur karena keluargaku tetap utuh disampingku untuk mendukungku. Aku baru menyadari saat kau memberitahuku setelah aku bercerita betapa keluargaku menurutku……
Tidak semua orang seperti apa yang kita nilai dan kita lihat, apalagi menilai seseorang hanya dari pandanganku saja. Aku baru mengerti setelah kau ceritakan kisahmu setelah aku ungkap betapa beberapa orang itu…..

Aku kini sadar bahwa kebahagiaan akan senantiasa hadir saat kita mencarinya.
Aku mengerti bahwa kepercayaan akan tumbuh seiring keyakinan tanpa ragu yang kita tanamkan pada suatu hal.
Aku mengetahui bahwa pada dasarnya kesabaran itu tidak ada batasnya.
Akupun tahu bahwa kelapangan batin serta pikiran akan memudahkan segalanya.
Aku juga mengerti bahwa yang benar bagi kita belum tentu benar bagi orang lain, serta……
Tidak semua orang menangkap maksud yang sama seperti yang kita mau akan apa yang kita perbuat.

Ya, aku sudah belajar banyak hal darimu. Terlalu banyak hingga tak mampu kutuliskan.



Kalau aku sedang kelewat bahagia, kau pasti bertingkah menyebalkan hingga aku marah dan memutuskan untuk menghentikan bahagiaku. Ya, seolah kau mengingatkanku untuk tidak terlalu bahagia. Atau tiba-tiba kau membuatku menangis seperti saat itu hingga semua orang di jalan menjadi pemerhatiku.
Saat aku sedih, kacau dan menangis, kau juga datang meski hanya dalam rupa pesan singkat ponsel. Tapi yang tersirat sungguh membuatku tenang dan damai serta menyadarkanku bahwa aku masih memiliki senyum untuk ku sungging.
Ketika aku bimbang dan gundah untuk suatu putusan atau menghadapi suatu hal yang kutakutkan, kau pasti datang sekedar mengingatkan bahwa aku masih memiliki Alloh yang akan selalu menuntunku.



Satu hal besar yang juga telah kupelajari darimu adalah…..
Menyayangi seseorang dengan tulus tanpa peduli apakah orang itu balas menyayangi atau tidak, dengan bermodal pada kesetiaan, kepercayaan dan keyakinan.
Ya, InsyaAlloh aku telah bisa melakukannya pada seseorang yang telah membuatku belajar banyak hal.


-dyas


*picture taken here here and here  

Senin, 30 Januari 2012

pergi



aku memilih melihatmu pergi.
sebab aku tak yakin kamu akan sanggup menghadapi kepergianku.

aku mungkin juga tak sanggup.
tapi anggap saja aku sekuat itu...

-dyas

*picture taken here

Rabu, 25 Januari 2012

(masih) tentang lelah






kamu tahu? segala hal tentangmu (masih) melelahkanku. tentang rindu, tentang harap yang terlalu tinggi... | yang salah di aku, ya... aku

apalagi ketika tiba-tiba kamu menanyakan dimana hatiku | untuk kau apa kan lagi kah? tak bisa menahannya untuk tak berharap banyak-banyak

kamu boleh menganggapku tak belajar apa-apa | percayalah, apa yang kamu lihat adalah segala hal yang kuupayakan untuk yang terbaik

dan lagi ketika aku membayangkanmu tertawa sambil mengingat segala bentuk kebodohanku | aku tak bodoh, rasaku, mereka hanya terlalu baik

tapi aku tak berharap kamu baik padaku, cukuplah kamu baik pada hidupmu, berusahalah lebih keras untuk baik pada hidupmu~
~karena di akhir hari, kamu akan menyesal, bahkan untuk kebohongan-kebohongan kecil yang kau lakukan pada hidupmu | tapi mungkin tidak

aku menjaga rasa dan hatiku | kamu? entah mana yang sudah mati, mungkin rasa, mungkin hati... mungkin juga kedua nya

aku berusaha selalu jujur pada hidupku, kamu? | hei, ketidakjujuran itu melelahkan, bukan? bahkan kepada diri sendiri. kamu sungguh kuat.

kadang aku lupa, sepotong hatiku masih kamu simpan. menyakitimu sama saja menyakiti sepotong bagian itu.

agak menyayangkan kekuatan yang kamu sia-siakan untuk bertahan melawan rasa sakit yang kamu buat sendiri | iba

mengenai sepotong yang masih di kamu? percayalah, dia tidak sekuat kamu, mungkin suatu saat dia akan lari. | kemana? entah~

aku memang terlalu bodoh, tidak juga mengerti kenapa kamu melakukan semua itu, kebohongan dan pesakitan itu hingga bertanya kenapa, selalu

dan saat ini pun, di benak dan hatiku, masih menanyakan kenapa? | *pukpuk sepotong hatiku di kamu

tapi aku tidak terlalu bodoh untuk membohongi diriku sendiri, meski tidak untuk setiap saat kamu bohongi | kebohonganmu, sudah semacam hobi

rasa di akunya terlalu baik, sesuatu di kamunya terlalu naif | mungkin semacam itu










sudahlah, aku hanya berusaha menutup hari dengan hal-hal baik | termasuk meladeni kebohongan mu dan pukpuk sepotong hatiku dan kamunya

karena toh senja tak pernah sama dan fajar masih tetap indah, sepekat apapun malam yang temani lelap atau membuat terjaga... aku masih yakin

-dyas

*picture taken here  and here 

Jumat, 30 Desember 2011

tentang dia



dia hadir kala gerimis menghiasi langit hatiku dengan sebuah kotak lusuh terpegang erat di tangan nya. aku hanya menoleh memandangnya, sesaat. tak terlalu peduli karena gerimis ini jelas-jelas lebih menyitaku.

namun dia tak terpengaruh. langkahnya masih menujuku. wajahnya mencurigakan. aku benar-benar tak berminat dibuatnya. dan dia masih melangkah mendekatiku.

tanpa memperdulikan ku yang asik memandangi hujan dan menadahi rintiknya dengan tangan kiri, dia membuka kotak yang sejak tadi di bawa nya.  kotak itu bersinar. aku menoleh namun tak beranjak dari tempatku. aku memandanginya. terdiam. dan wajahku menunjukan sedikit minat. aku tahu itu, sebab wajahnya mulai berubah, sedikit menunjukkan kepuasan.

dia masih memandangiku yang terpana melihat sinar dari kotak nya. menunduk sedikit memandangi kotaknya. kembali memandangku dan tersenyum.aku pura-pura tak minat. namun kaki dan mata ku terang-terangan berhianat sebab aku melangkah mendekatinya dan mataku tak lepas memandang kotaknya.

dia pun mengeluarkan sesuatu dari kotak itu. entah atas alasan apa, aku tersenyum. dia ikut tersenyum. dan aku makin mendekat.dia meletakkan kotak itu dilantai dan berjongkok. aku mengikuti laku nya. berjongkok dihadapannya. menanti hal lain yang akan dikeluarkan dari kotak nya.dia kembali memasukkan tangan kedalam kotak nya. mencari sesuatu yang entah apa. aku menanti. kali ini yang dikeluarkan nya membuatku tertawa. sebenarnya aku lebih tertawa karena melihat nya tertawa. aku suka tawanya yang sungguh menikmati entah apa yang ditertawakannya. tanpa ada kekhawatiran akan apa pun.

dia tersenyum puas. aku masih tertawa hingga lama.tiba-tiba dia mengeluarkan sesuatu yang membuatku tercengang kesal. dia ikut kesal. memasukkan kembali hal itu, kemudian mengambil hal lain yang membuatku tertawa.dia pun tertawa bersamaku.

tangan nya kembali masuk dalam kotak nya. sesuatu kembali dikeluarkan nya. aku memandanginya. bingung antara perasaan sedih dan geli. namun kulihat dia tersenyum. ada duka, namun dia tersenyum memandangku. aku balas memandangnya, tersenyum berusaha menguatkan nya.dia menunduk. kulihat air matanya seperti hendak menitik. kuberanikan diri menyentuh lengan nya. dia menatap tanganku lalu memandangku. aku mengangguk. masih tersenyum. menatap dalam pada mata itu. ada luka yang tertoreh dalam. tak lagi menganga, namun aku tahu masih dalam. sedikit kuremas tanganya. sambil tersenyum.

dia kembali memasukkan tangan nya kedalam kotak. sementara tanganku masih memegang lengan nya. keluar dari dalam kotak itu, menggenggam. menelungkup, mengurung sesuatu yang entah apa. pandangan ku tak lepas dari tangan nya. dia tersenyum usil. tiba-tiba dia membuka tangan nya dan meniup. sesuatu yang bersinar tersebar keluar. dia tergelak. tanpa kusadari, aku sudah lebih dahulu tergelak. tertawa bahagia hingga air mataku keluar.

tiba-tiba matanya menatap tajam kedalam kotak itu. aku mengikutinya. menundukkan kepalaku, menatap kotak itu lebih ke dalam. kotak itu yang berisi lebih banyak hal lain yang lebih mencengangkan ku dan membuatku mengerti perasaan lain. aku terpana. penasaran dan terkesima.

tangannya yang lain menggenggam tanganku yang bebas. sayapnya tiba-tiba membentang, muncul entah dari mana dan membawaku terbang, masuk kedalam kotak yang dibawanya.

-dyas
(berpetualangdalamkotakpenuhkejutan)

*picture taken here