Jumat, 28 September 2012

rindu (tak akan lagi) pernah lekang



menyusur berteman ombak melandai di tepian.
melasak pasir di derap langkah perlahan.
ada mentari congkak tertingkah awan.
ada nafas yang dihembus setelah tertahan.


ada pelukmu...
kala itu mendekap erat semua mimpiku.
yang pada pasir, pada angin, kubisiki
yang kau angguki, kau senyumi, kau aamiin-i

ada gelak tawaku...
kala itu mengimbangi segenap tingkah polahmu
yang pada karang, pada debur, mimpiku kau teriaki
katamu, agar semua tahu dan semua membantuku mengingati




peluit panjang perahu nelayan menyadarkan lamun
bayang panjang ini kini bersendirian
langkah terhenti, bergeming lalu tertegun
adakah ini yang disebut sebuah kehilangan

bukan, ini bukan rindu...
hanya segenggam rasa yang enggan mendefinisi
merangsek masuk menyusur relung bersubyek kamu
menyeruak, satu-satu memaksa teringati



lalu pasir terukir mimpi ku yang terada kamu.
dipeluk ombak, dibisik debur, mengabur...
perlahan... hingga lalu tak berbekas...
dan semoga membebas, meringan langkah


sepanjang pantai sepanjang, rindu 
tak akan lagi pernah lekang. 
selepas putih pepasir memeluk 
kakikaki kita yang telanjang *)


-dyas
#kembali mendengarkan peluk - dee

*) dari status seorang sahabat

Selasa, 25 September 2012

apologi hati






Dibentang waktu antara kemarin dan hari ini, kita saling diam. Ingin berucap namun enggan. 
Hendak memulai, namun takut tak usai.


Aku selalu mengenangmu.

Ketika fajar kembali berjingkat di timur. Menyadarkan lamun
yang mengenggankan pejam sejak semalam. Mendikte persatu
kenangan tentang mu, tentang kita. Yang nyatanya bisa menahan raut
ceria betah berlama-lama di wajahku.


Aku selalu menyukaimu.

Bahkan ketika lara dengan sadisnya mengamuk
rasa bak topan yang memporakporandakan asa persatu.
Namun kamu selalu membuatku nyaman dengan apologimu
yang selalu mampu meyakinkanku:
Bahwa semua akan menjadi onggokan sampah, kita
hanya perlu mengenang bagian baiknya.


Aku selalu menginginkanmu.

Mungkin aku mahluk paling hipokrit satu dunia
sebab bertahan dalam diam meski rasa biasa menguasaiku dengan baiknya.
Padahal aku hanya perlu mengucap kalimat-kalimat yang sudah
berkali kulatih dan kuhafal. Hingga pada nada dan rautnya.
Dan sepertinya aku sudah bisa menerka reaksimu. Yang memungkinkanku
tersenyum hingga aku menutup diorama hidupku.


What if, i give you my smile
Are you gonna stay for a while
What if, i put you in my dream tonight
Are you gonna stay ‘till it’s bright


-dyas
Mendengarkan what if – mocca



Sabtu, 22 September 2012

lelah




ternyata lelah adalah bagian dari mencintai,
apalagi ketika aku dipaksa berjuang sendirian.

beristirahat yang kini kulakukan mungkin,
jika kamu memang pantas untuk kucintai,
kamu pasti kembali.

namun semudah itukah? sepertinya tidak.

kamu, bergeming dengan alasan yang tak kau utarakan.
aku, berjuang sendirian karena sesuatu yang kusebut cinta.

berkali ku coba menerka, gagal.
berkali ku bertanya padamu, tak ada jawaban.
selalu.

aku hanya diminta membuktikan jika itu memang benar cinta.
sampai kapan? | entah ~

mungkin sampai aku benar-benar lelah.
karena di titik itu kamu selalu kembali menyemangatiku.

bahkan pada satu ketika kamu menjadikan ku wanita paling bahagia
di bumi ~> aku menyayangimu, katamu.

tapi sepertinya lelah kali ini benar lelah~

hingga ketika kamu menyodorkan sekotak hatimu,
itu tak mampu membuatku sekedar menoleh.

rasa ku masih ada, masih sama.
tapi mungkin ada yang mati, pada hati.



begitulah, lelahku sudah terlalu lelah.

segala tentangmu sudah kupendam dalam tanah,
di sebuah kotak yang kuncinya sudah kuberi pada ikan paus
untuk ditelan.

untuk beberapa alasan, kesempatan bisa jadi tidak ingin diberikan.
meski mungkin sebenarnya masih bisa.

namun aku tidak terlalu bodoh untuk mengingat
segala kebodohanku yang terang-terangan
kamu tertawakan.



dan sekarang, aku hanya ingin kamu menghilang,
setidaknya hanya untuk selamalamanya.

-dyas
#terlalu lama mendengarkan Rama - Bertahan (_ _")

Rabu, 19 September 2012

akhir



jangan berakhir aku tak ingin berakhir
satu jam saja kuingin diam berdua
mengenang yang pernah ada

permintaan 'satu jam'-ku kamu iya-kan. dan aku bisa merasa bahwa rasa itu pernah ada… pun sebenarnya masih melingkupi hati-hati kita. angkuh yang memenangkan nya… angkuh pula yang kini mulai mengikisnya.


jangan berakhir karena esok takkan lagi
satu jam saja hingga kurasa bahagia
mengakhiri segalanya


mungkin kemarin adalah perjalanan terakhir kita. aku tak berharap lebih. cukup bagiku untuk memelukmu erat seperti biasa, dengan kau sesekali menggenggam tangan kiri ku. bahagiaku masih terasa hingga saat ini.

kemarin aku hampir menangis, kalau kamu tahu. apalagi ketika menyadari aku akan kehilangan kamu sepenuhnya. tak lagi bisa memandangimu sepuasnya. menemuimu semau ku.
apakah kamu menyadari?


jangan berakhir kuingin sebentar lagi
satu jam saja ijinkan aku merasa
rasa itu pernah ada


terimakasih karena telah membuatku yakin bahwa rasa itu pernah ada diantara kita... meski tak terucap, tak tertuang... namun terbaca.
terimakasih untuk episode yang terada, kesenangan, air mata, tawa, amarah... semuanya. pun benci dan dendam yang akhirnya mampu aku rasakan...



aku menyayangimu... untuk dirimu seutuhnya.


-dyas
#mendengarkan audy - satu jam saja

Selasa, 18 September 2012

menggenap




mari kita belajar, memadamkan bara kenang,
bukan dengan menggenggam,
namun berdamai dengan mereka.

mari kita saling bertukang langgam agar tak tersebut anti
yang kemudian mengharuskan kita menutup tirai
untuk sekedar meredam emosi.

kita melengkap, bersimbiosis. tanpa perlu
merasa ingin kembali mengulang yang lalu.

sebab sepi, riuh nya mengajari kita untuk berbagi.
untuk saling melengkapi...

-dyas


Kamis, 13 September 2012

(kadang) kenangan terlalu ingin diingat





hanya ada aku, dan detik yang tak lelah bergulir.
padahal malam hampir terang. bulan makin ke barat, menggelincir.
tumpuk-tumpuk kardus kosong sudah lebih tinggi dibanding sore tadi.
belum selesai. belum lelah. namun nafas harus tertarik lebih panjang di kardus ini.


ku terus melangkah, melupakan mu
lelah hati perhatikan sikapmu
jalan pikiranmu buatku ragu








perjalanan hampir dua belas jam nyatanya belum bisa menjauhkan mu dari benakku. sepasang kakiku nampak menertawai kebodohanku. ya, mestinya aku mengikuti saran mereka untuk melakukan perjalan ini berjalan kaki saja. minimal aku akan disibukkan oleh lelah dan pegal-pegal yang dirasai kedua kakiku. jadi tak perlu memikirkanmu.


pajangan gaara yang tangannya patah sebelah. topi rajutan tangan yang belum selesai. tumpukan kertas berisi gambar-gambar yang kubuat dan kamu selesaikan. pcb berisi bermacam komponen elektronik yang katamu jika sudah jadi bisa untuk menerima gelombang radio semua frekuensi dari kota manapun di dunia. boneka jari berbentuk hewan (yang monyet sudah kutusuki jarum). buku diari. berlembar-lebar foto. berlembar-lembar tiket. tamiya. karet. bandana. kardus rokok. korek api.


semua bersekutu mengingatkan ku pada mu. yang setahun lalu memutuskan untuk berhenti menghubungiku. dan awal bulan kemarin tiba-tiba menanyakan kabarku melalui pesan singkat. lalu menelponku hampir tiap malam. mengirimiku pesan singkat setiap jam. menanyai aktivitas harianku tiap senja.

membuatku berfikir untuk kembali menjalani yang lalu bersamamu. mengingati tiap luka yang kamu toreh lalu kamu taburi garam di atasnya. terdiam dalam jeda. banyak melamun. hingga lalu membuatku mengajukan surat resign dari kantor yang ternyata di-aamiin-i oleh atasan.
meninggalkan kota ini dengan segala kenyamannya. menuju kota baru yang tak kutahu akan seperti apa. meninggalkan teman-teman yang sudah seperti keluarga buatku. lalu kemudian membuat teman-temanku tercengang karena alasan kepergianku adalah kamu.



dua hari lalu...
'dy! kardus mu tertinggal, satu. disudut.' teriak seorang teman yang membantu pindahan.
'sengaja kutinggal,' jawabku.
'yakin kardus yang itu? semua kardus mu sama,' lanjutnya. aku ragu.
'sebentar aku cek,' pintaku.
'tak ada waktu. bawa saja semua. nanti kau pilah di tempat baru,' kata seorang teman lain. menaikkan kardus itu ke bagasi lalu menginjak gas kuat-kuat.




engkau bukanlah segalaku,
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu,
biar hujan menghapus jejakmu.


huft... semestinya kotak ini kubiarkan saja tertinggal di kota mu.


-dyas
(ceracau akibat terlalu lama mendengarkan menghapus jejakmu - peter pan)


Senin, 10 September 2012

i'm in love (with other)


No tears, no tears no more, I'm done crying now
No pain no pain, said I found another way
No games, not like before, not up here on this cloud
No time for yesterday,


lagu ini mengalun di playlist ku. aku ikut bernyanyi. sebuah pesan singkat masuk:

'kamu jadi suka lagu itu.
kulihat dari tadi diputar terus.'

ah ya, aku lupa. kubuat kontak-ku tahu lagu apa yang sedang kudengarkan.

':)' aku hanya memberi icon senyum.



Does anybody understand
That I’m in love (love love)
And I think I found the real thing (real love)
Kind of love to make your heart say (love love)
You got me singin' lalalalala



'masih dengerin aja.'

masih pesan dari orang yang sama. wajar dia begitu, sebab lagu itu aku dapat dari dia.
pada suatu malam, dia tiba-tiba mengirim lagu itu. sempat membuat ku menyerngitkan dahi sebab terlalu asing nama penyanyi nya.

'hehe lagi suka ajaa'

'kalo itu laguku, itu buat kamu'
katanya. kesekian kali.

aku tersenyum. getir.
jika ini laguku, ini pun buat kamu. tapi kamu yang lain... yang banyak membuatku tersenyum akhir-akhir ini....

':p'

hanya itu balasku.


-dyas
#mendengarkan Ne Yo - i'm in love

Jumat, 07 September 2012

balon hijau-ku



balon ku ada lima
ruparupa warnanya

banyak, sebenarnya, lebih dari lima.
bahkan aku tak mampu menghitungnya.
lagi pula untuk apa aku menghitungnya?
jika satu hilang, mungkin aku tak terlalu merasakannya.


hijau kuning kelabu,
merah muda dan biru

ada berapa warna yang mampu tertangkap mata? banyak... sangat banyak.
bahkan pelangipun sebenarnya terdiri dari lebih banyak warna dibanding kelihatannya.
namun kesederhanaan pelangi menjadikan orang menyebutnya hanya dalam tujuh warna.
kerumitan-kerumitan yang disederhanakan. semacam menyamaratakan segala macam
manusia yang ditemui. hal yang biasa kulakukan, masih kulakukan.


meletus balon hijau,
dor! hatiku sangat kacau

kamu, ya mungkin kamu lah balon hijauku
yang terpaksa meletus karena kecerobohanku
memaksa masuk,
namun ketika dipersilakan untuk benar-benar masuk,
aku malah memilih untuk keluar, dan berlari menjauh.






balonku tinggal empat,
kupegang eraterat

kamu membuatku memegang balon ku yang masih tergenggam lebih erat, lebih kuat.
tak mau lagi kehilangan orang-orang dekat
tersebab kebodohan yang berulangulang kuperbuat.








-dyas

Selasa, 04 September 2012

eulogi hati





baru saja aku bilang pada awan, aku ingin menerbangkanmu bersamanya.
agar kamu berarak, lalu bergerak hilang dari langitku.


diantara langkah kakimu, aku pernah menyejajari meski harus
berlarian kecil. terengah. ingin menyerah.
lalu kembali tersenyum sebab tertangkap tolehan mu
menyaksikan aku yang yang terengah.


kita menuju horizon kaki langit. mesti bergegas. mentari selalu
lebih dahulu menenggelamkan diri di sana sebelum
kita tiba. entah canda, entah hiperbola. namun selalu mampu
 membuat langkahku makin melaju.
sebab aku selalu setia pada mimpimu.
menganggap semua ucapanmu
bernas. dan mimpimu hanya terbagi aku.


tetiba kamu berbelok ke laut, menyesap air yang tiada habisnya.
terpuaskan dahagamu oleh asinnya. tak hanya sekali,
kamu seolah terlupa pada cakrawala. padahal mereka masih setia
menunggu untuk melelapkan kita bersama mentari.


mungkin hanya eulogi yang kamu cari, tidak lainnya.
langkahku pun serau. enggan sejajar.


-dyas
#mendengarkan christina perri - jar of hearts